Willy Blog

Diary Kesenian Willy

Tari Bosara

f:id:web20pesona:20200428122738j:plain

Tari Bosara merupakan tarian yang berasal dari Sulawesi Selatan. Tarian ini menggambarkan kalau masyarakat Bugis kerap menyajikan bosara jika sedang kehadiran tamu di rumahnya.

 

Untuk kalian yang merupakan masyarakat asli Sulawesi Selatan, mungkin sudah akrab dengan tarian ini. Namun, untuk kalian yang berasal dari luar daerah tersebut, jangan khawatir! Karena kita sudah merangkumnya untuk kalian semua.

Yuk simak ringkasannya dibawah ini.

Tarian Bosara Khas Dari Sulawesi Selatan

Tari Bosara ini menyerupai dengan tari piring, namun menggunakan baju khas tari Bosara, dengan beberapa penari membawa piring khas sulawesi selatan.

Tarian ini mengambarkan pemberian jamuan pada tamu, juga sebagai sinyal syukuran atas rezeki serta penghormatan pada tamu.

Menurut sejarahnya, tarian bosara dulunya sering ditarikan di setiap acara-acara pentingdengan maksud untuk menjamu para raja dengan suguhan kue-kue sebanyak 2 kasera.

Selain itu, tarian ini juga kerap dipentaskan untuk menyambut para tamu agung, pesta kebiasaan, dan juga pesta perkawinan. Sehingga Tari Bosara ini mengambarkan jika masyarakat Bugis kerap menyajikan bosara bila sedang kehadiran tamu dan juga sebagai bentuk ucapan rasa syukur serta kehormatan.

Bosara sendiri umumnya adalah sebuah wadah, dimana pada bagian atasnya diberi sebuah alas kain rajutan yang terbuat dari wol, kemudian ditempatkan piring dibagian atasnya untuk tempat kue dan tutup bosara.

Adapun kue-kue yang umumnya disajikan dengan memakai bosara adalah kue-kue tradisional, baik itu kue kering dan kue basah.

Untuk kue basah umumnya adalah seperti cucur, brongko, biji nangka, bolu peca, kue lapis, kue sala dan lain sebagainya, yang umumnya terbuat dari bahan dasar tepung beras.

Sedangkan kue-kue tradisional yang kering salah satunya yaitu cucur ma'dingki, bannang-bannang, baruasa, kue se'ro-se'ro, oko'roko unti, umba-umba, dan berbagai jenis putu seperti putu labu, putu cangkiri, serta putu mayang.

Kue-kue tersebut biasanya disajikan di acara pesta pengantin yang tentunya masih memegang kebudayaan tradisional.

Oleh sebab itu, tidak heran jika disetiap acara pernikahan adat masyarakat Bugis makassar sangatlah lekat dengan unsur bosara, bahkan sudah menjadi tradisi hingga sampai saat ini.

Namun dengan seiring perkembangan zaman, warna tutup bosara sekarang ini lebih bervariasi, tidak hanya memakai warna yang mencolok tetapi juga warna perak, emas, atau pastel.

Meskipun demikian, fungsi dari bosara ini dinilai tetap sakral, walaupun warnanya telah dimodifikasi sesuai dengan hasrat para pembuat ataupun para pemesannya.

Itulah sejarah lengkap mengenai tarian Bosara dari Sulawesi Selatan. Semoga artikel ini berguna bagi kalian yang ingin mencari tahu lebih dalam tentang tarian Bosara.